Senin, 09 Juli 2007

I'll be waiting your picture, poems, novels, or anything U WANT TO SHOW HERE
I'll be waiting your picture, poems, novels, or anything U WANT TO SHOW HERE

Jumat, 15 Juni 2007

poems3


LELAP DALAM TANGISKU

Kekasih kecilku

Tak alpa tersenyum

Walau di musim kemarau

Terik menggali keluh

Di matanya kudapati

Hujan tak pernah reda

Kekasih kecilku

Selalu tersenyum

Meski hatiku

Berwarna keluh

Malam-malam ia bangun

Sekejap menangis

Kemudian mencumbu

Dan lelap lagi

Membawa tidur

Kota-kota kenangan

Semak berhujan

Ladang basah

Mengatup resah

Kekasih kecilku

Menabur tawa

Ambarawa,21 08 2006

Created by:

Danang Puspito Jati

www.prepy@sctvnews.com

www.preppy.mcommunity.biz

POEMS


PEMBERIAN

Tak lama Tuhan kan memberi

Harapan yang hingga kini terus bersemayam

Dalam setiap relung pori kalbu

Akankah harapan itu tetap kosong?

Akankah semua yang kita hadapi ada?

Cobalah berfikir apa yang kita rasa

Laiknya gemuruh laun hujan karang

Tergelincir oleh asin tirta

Akankah ia tetap bertahan?

Akankah ia tetap menjadi satu?

Tuah lagu purba

Menyimpul sebuah makna kebenaran

Yang membentang menikmati raga yang terbalut

Kalut dan beku

Syair ini tertuang dalam kebisuan,

Ketidak berdayaan, terpukul oleh asa khayal yang tiada ada

Ambarawa, 19 08 2006

By Danang

Only for who was trapped in a memories with all human

NOVELS

Aku nggak mau!

Tak terasa waktu sebulan telah berlalu sejak pertama kali bertemu dia. Aku ta menyangka bahwa hal aneh seperti ini bisa terjadi padaku. Kebersamaan yang hanya sesaat itu menyisakan saat-saat yang indah untuk dikenang. Walaupun akhirnya harus berpisah jalan, namun mungkin kenangan yang selama ini telah tercipta akan banyak menghadirkan inspirasi untuk kelanjutan hidupku.

Siang itu pertama kali aku bertemu dengannya. ketika ternyata aku dan dia adalah partner dalam kelompok studi yang menjadi beban kuliah wajib di universitas Diponegoro. Selain dia aku juga mendapat beberapa partner lain yang kelak akan mengadakan studi dan survey langsung ke masyarakat. Dan studi ini akan memakan waktu selama kurang lebih sebulan yang direncanakan akan berlangsung bulan depan, yaitu bulan Februari.

Waktu itu kami belum saling tahu, kami hanyalah dua orang asing yang secara gambling dipertemukan dalam sebuah komunitas baru. Aku siapa dan dia siapa, kami sama-sama tak saling tahu, karena memang berasal dari fakultas yang berbeda. Namun demi menjalin kerja sama tim yang baik, maka mau tidak mau kami dan juga 3 orang lainnya yang sama-sama berada dalam satu tim, harus mulai saling mengenal satu sama lain.

Tak disangka tak diduga, ternyata dia adalah sesosok orang yang dapat dengan mudahnya merasakan suka. Sedangkan aku, selama ini selalu berusaha menjadi pribadi yang ekstrovert hanya demi menjauhkan diri dari perihal cinta. Entahlah, rasa-rasanya aku belum siap untuk sebuah komitmen dalam hidup, padahal menurutku selalu dibutuhkan komitmen dalam urusan cinta. Memang, ada beberapa yang bilang bahwa masalah cinta itu tidak bisa diatur, jadi harus dibiarkan saja mengalir seperti air. Meskipun kadang aku percaya dan terbawa oleh statement itu, namun pada dasarnya aku tidak ingin hanyut dalam alirannya. Aku benar-benar bertekad untuk selalu mampu memegang kontrol atas diri dan perasaanku sendiri. Aku tidak ingin menjadi seorang yang bodoh yang bisa terombang-ambing dalam badai cinta dan kehidupan dengan mudahnya.

Kemudian dia tiba-tiba datang dihadapanku dan menawarkan rasa cinta untukku. Sepenuh hati, saat ini aku tak ingin merasakannya, aku tak ingin mengalaminya, aku tak siap menghadapi segala konsekuensinya.

“aku serius. Aku sayang sama kamu.” Katanya terus terang. Saat itu kami sedang membicarakan tentang rencana survey yang akan dilakukan besok. Namun tiba-tiba dia mulai merayuku, mencekokiku dengan kata-kata aneh yang membuatku mual. Karena aku tidak percaya pada love at the first sight, tentu aja aku menganggap kata-katanya itu Cuma gurauan belaka. Menurutku, tidak mungkin seseorang bisa menyukai orang lain dalam waktu sesingkat itu, seperti halnya dalam kisah romeo-juliet. Baru juga seminggu kenalan, masa udah jatuh cinta sama aku? Impossible kan?

“udah deyh, aku tahu kamu Cuma becanda. Soalnya ga mungkin kamu bisa suka sama aku.” Jawabku seadanya. Walaupun dalam hati aku ngerasa was-was juga siy.

“lho, kenapa ga mungkin?”

“ya soalnya kriteria wanita idaman tuwh ga ada di diriku sama sekali. Lagi pula emang aku belum mau kok jadi idaman seseorang. Jadi pasti, auraku ga enak untuk dirasain. So, kamu ga mungkin suka sama aku”. Ku coba menjelaskan alasan yang logis. Tapi kayanya ga mempan deyh. Dia masih aja terus-terusan gangguin aku dan tetep keukeuh klo dia bener-bener naruh rasa sama aku. Aku ga habis pikir, apa coba menariknya aku? Galak, kejam, suka gamparin orang tanpa alasan yang jelas, jorok, cerewet lagi. Udah gitu, aku tuwh ga ada feminim-feminimnya sama sekali. Sampai-sampai temen-temenku udah ga lg nganggep aku ini cewek. Ga ada yang menarik kan?

Dua minggu sudah, kami melewati hari-hari sibuk bersama. Dan dia belum berhenti juga dengan kegombalannya itu.

“aku tahu, kamu sebenernya juga suka kan sama aku?” tuduhnya suatu ketika. Tapi kata-katanya itu memang mengskak mat aku. Aku ini sebenernya orang yang rapuh, gampang digoda dan mudah jatuh hati. Namun justru karena itu, aku selalu berusaha menjauhkan diri dari kemungkinan jatuh cinta pada seseorang. Aku ga mau sampai kehilangan kontrol dan terjerumus dalam kebodohan rayuan cinta. Tapi kalau tiap hari aku disuguhi dengan bujuk rayu, pasti benteng hatiku lama-lama bakal terdobrak juga. Sepertinya dia tahu itu, dan dia bertekat untuk menghancurkan benteng ku dan menakhlukkan kerajaan hatiku.

Entahlah, aku ga tahu harus gimana dan bakal gimana. Sepertinya lama-kelamaan aku mulai terhanyut dalam kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkannya. Aku jadi rindu kalu dia tidak menggangguku. Tanpa kehadirannya aku merasakan sepi dan kehilangan. Lagi pula dia cukup tampan dan berdedikasi. Walaupun, aku ga mau mengakui itu padanya, tapi dia memang cukup menarik dan mudah untuk disukai wanita. Lagi pula dia tetap gigih berusaha menakhlukan hatiku, walaupun aku udah terang-terangan pasang lampu merah.

Haduh, aku bisa jadi gila kalu terus-terusan begini. Dia menyiksaku dengan kasih sayang yang tidak aku inginkan. Rasanya, dalam diriku sedang terjadi pertarungan. Antara perasaan sayang yang tidak bisa kuhindari, dengan rasa gengsi yang selama ini kujunjung setinggi langit. Salah satu bagian diriku tidak ingin kehilangan sosok yang selalu membuatku tertawa sekaligus jengkel itu. dan tanpa kusadari kejengkelan yang ditimbulkannya itu udah jadi kebiasaan untukku dan sulit untuk kutiadakan. Namun bagian diriku yang lain, tidak mau kalah dengan arus perasaan yang diciptakannya dalam diriku. Semakin kutimbang-timbang, aku semakin bingung. Aku benar-benar mulai kehilangan kontrol diri. Tapi aku ingin bangkit dan aku tak ingin kalah dalam pertarungan ini. Aku masih dengan prinsipku. Aku belum ingin ditakhlukkan.

“ya udah deyh, kalau emang kamu ga mau nyerah, ya silahkan terus-terusan ngejar aku. Tapi aku ga bisa mastiin hasil akhir yang bahagia seperti yang kamu harapkan” Suatu ketika akhirnya aku berhenti untuk melarangnya menyukaiku. Dan mulai saat itu kubiarkan dia mengatakan apa yang ingin dikatakan, dan menyampaikan rasa yang ingin disampaikannya padaku. Semua itu kuterima dengan membuka kedua tangan dan tanpa penyangkalan.

“kenapa kamu masih ga mau ngaku siy? Aku tahu kamu suka sama aku kok. Tapi kenapa kamu harus bohongin perasaan kamu sendiri? Kamu takut menghadapi perasaan kamu sendiri ya?” dan lagi-lagi kata-katanya itu mengskak matku. Memang aku ini tidak pandai menyembunyikan perasaan dan raut wajah. Katanya, mataku ga bisa bohong, masa siy?

Kemudian sejenak aku tak bisa berkata. Aku tak tahu apa yang harus kuucapkan. Aku tahu apa yang dikatakannya itu memang benar dan aku sedang berusaha mengerti perasaanku sendiri.

“emang siy, aku suka sama kamu. Aku suka kamu gangguin aku. Tapi egoku ga mau terima. Aku ingin tetap bertahan seperti ini, untouchable. Aku ga ingin takhluk sama kamu.” Jawabku akhirnya.

“kamu pikir aku ga punya gengsi? Egoku juga tinggi tahu! tapi menurutku, aku ga perlu menipu perasaanku. Aku sayang sama kamu, itu yang aku rasain. Dan Aku punya kesempatan bwat nyampein. Lalu kenapa aku harus mempertaruhkan kesempatan bahagia itu hanya demi sebuah gengsi atau apa itu?! bullshit!”

“ya kalo gitu, its up 2 you. Gengsiku siy masih ga mau kalah. Aku udah nawarin kamu bwat jadian sama aku selama sisa bulan ini. Tapi kamu ga mau. Bukannya tujuan kamu tuwh Cuma pengen jadian sama aku, iya kan?” kali ini aku yang mencoba menuduhnya. Tapi tiba-tiba dia menatapku dengan pandangan aneh yang tidak bisa kuartikan.

“pikiran kamu dangkal banget siy? Aku bukannya pengen jadi pacar kamu. Tapi aku pengen memiliki hati kamu. Aku sayang sama kamu dan aku pengen kamu menghargai itu.” tanggapnya pedas. Tapi emang siy, pikiranku dangkal. Aku ga mikir bahwa memiliki hati dengan tulus itu penting. Tapi dia salah sasaran, aku ga mau hatiku jadi milik seseorang. Jadi aku tetap pada prinsipku untuk mempertahankan gengsi. Aku tidak ingin jadi wanita bodoh seperti mantan-mantannya itu, yang dengan mudah menyerahkan hati dan harga diri hanya demi bujuk rayu gombal. Aku tidak mau terprovokasi.

“ya udah lah. We’ll see aja nanti. Kasih aku kesempatan sampai akhir bulan ini. Pasti aku bisa masuk ke hatimu. Tapi sebelum itu aku ga mau denger tentang penolakanmu. Gimana?” wah, tampaknya dia menawarkan tenggang waktu.

“ok. Tapi aku ga jamin kamu bakal dapet jawaban seperti yang kamu inginkan. Akhir bulan ini, aku bakal mutusin apakah hatiku akan kuserahkan padamu atau tidak. Deal ya?”

“Deal”

Aku tahu, sejak saat itu, aku harus terus bertahan. Mungkin semua ini memang terdengar bodoh. Mempertaruhkan kebahagiaan demi sebuah gengsi. Tapi pertarungan ini memang harus aku hadapi. Kalu pun ga sekarang, suatu saat pasti juga akan terjadi. Dan untuk saat ini, aku berharap bisa terus mengontrol perasaanku. Aku ingin stay untouchable. I really dont wanna fall. Aku harus berusaha. Kalau sekali ini aku bisa memenangkan diriku, bisa menjaga kontrol hatiku, pasti kelak aku bisa selalu memegang kontrol atas perasaan seperti ini.

Akhirnya setelah kami melalui hari-hari sibuk dan aneh, tiba jua saat berpisah. Sebulan kebersamaan akan berakhir. Dan malam ini adalah malam terakhir dalam bulan ini. Apa yang selama ini berkecamuk dalam otak dan hatiku, akan segera kuakhiri. Aku tahu. Hidup adalah pilihan. Selalu ada sesuatu yang harus kita pilih dengan segala resiko yang mungkin diakibatkan oleh pilihan kita itu. Begitu juga denganku, apapun nanti yang aku putuskan, yang jelas aku harus berani menanggung segala perasaan yang mungkin menyakitiku. Tapi karena itu keputusanku, jadi aku tidak boleh menyesalinya. Selama sisa waktu ini, aku udah benar-benar mempertimbangkan langkah yang harus aku ambil. Walaupun sulit dan salah satu bagian diriku harus kalah dari bagian yang lain. Tapi aku tidak boleh menyesal.

“maaf. Aku ga bisa.” Jawabku setelah mendengarkan pertanyaannya tentang apa keputusanku. Hanya itu yang bisa aku ucapkan. Meskipun di kedalaman hatiku aku menyukainya, tapi aku tidak ingin bersamanya. Aku masih belum ingin terbawa arus cinta yang bagai sungai anggur yang memabukkan. Biarlah aku mematangkan hati dan diri dulu untuk beberapa waktu. Hingga suatu saat kelak aku merasa siap untuk berenang dalam lautan cinta yang entah akan ditawarkan oleh siapa. Aku hanya berharap, aku mampu mengatasi perasaan sedih dan kehilangan yang pasti akan kurasakan. Karena sesungguhnya dia telah menjadi bagian dari hari-hariku, bagian dari sebuah masa lalu yang indah dan lucu. Yang pantas untuk kukenang dan kuhargai.

“makasih, kamu udah sayang sama aku selama ini. Aku memang suka sama kamu, tapi aku tidak ingin larut dalam perasaan seperti ini. Aku menyesal harus mengucapkan kata-kata seperti ini padamu. Tapi memang sejak awal, aku ingin tetap sendiri dan tak tersentuh. Kamu mendatangi orang yang salah. Walaupun aku ini lemah, tapi aku benar-benar tidak ingin kalah. Maaf ya?!” aku menjelaskan padanya tentang keadaan hatiku saat itu. tapi dia hanya diam sembari menarik nafas dalam-dalam. Dan sekali lagi dia memastikan apakah aku tidak ingin mengubah keputusan sebelum terlambat. Karena kalau bulan ini sudah selesai, semua hanya akan tinggal kenangan seperti kayu yang terbakar menjadi abu. Tapi aku memang sudah mantap dan tidak ingin bergeming. Bila setelah ini aku merasakan penyesalan, aku akan menanggungnya.

Dan akhirnya dia pergi dari kehidupanku. Tapi dia masih tinggal di dalam dasar hatiku. Perlahan-lahan aku mulai menyembuhkan diriku sendiri dengan selalu tertawa dan merasakan bahagia serta menjalin persahabatan dimana-mana. Hidup yang aneh dan indah. Hidup yang ingin kujalanai saat ini.

NOVELS

Something inspired by U

I wanna be a friend

Pagi ini gw berangkat ke pondok dengan penuh semangat. Pondokku yang tercinta, walaupun gersang dan terpencil. Tapi setelah meninggalinya selama beberapa bulan, jadi udah terbiasa deyh sama wajah yang kusam dan hawa yang panas ini. Tapi ya begitulah keadaan pondok putra, letaknya di kedonglo kediri dan terpencil di sebelah sungai brantas.

Dan saking semangatnya, gw malah sampe lupa klo ada janji sama temen gw bwat ke perpus. Yang ada malah gw langsung straight to cathering, makan dengan lahap sambil sight seeing ngeliatin cewek-cewek ca’em yang lebih suka pada jalan2 dari pada masuk sekolah (mau jadi apa coba anak bangsa kita nanti?).

Tiba-tiba mata gw menangkap sesosok cewek yang menurut pendapat gw, cool banget. Doski lg duduk di meja pojokan deket jendela bareng temen2nya. Kayanya lagi pada asik banget ngomongin sesuatu, ketawa ketiwi gitu deyh... tapi bukannya ikut ketawa bareng temen2nya, doski paling cuma senyum dikit doank, jadi ga salah donk klo gw bilang dia itu Mrs. cool. Tapi belakangan karena satu dan dua hal gw merubah namanya jadi Mrs. Cold (coz he’s so cold just like his name).

”wah Prep, setan lo ya, gw tungguin di perpus sampe lumutan juga, eh..elonya malah enak2an makan disini. Gw ga terima niy! Pokoknya lo harus ganti rugi waktu gw yg terbuang percuma itu!!” Udin, temen gw yang dari tadi dah nungguin gw di perpus tiba2 muncul n ngomel2 righr in front of my nose sambil berkacak pinggang.

”Ya ampun Din, I’m so sorry. Gw lupa klo ada janji sm lo bwat ngajarin komputer lo di perpus...” jawab gw spontan. N karena kaget plus emang lupa, gw langsung mukul jidat gw ndiri (aduh, mukulnya kekencengan, sakit euy..). habis itu gw terus2an say sorry tapi Udinnya masih cemberut aja, mana sok pake memalingkan muka segala lagi...berlebihan banget sih tu anak!??

”Ok, I’ll 4give U, tapi lo traktir gw ya?!! Gw blm makan siang niy..” langsung aja tangan gw ditarik ke warung terdekat ” mbak, bakso satu sm es teh ya?!!” dasar Udin, tukang peres. Lagian ya jelas lah belum makan siang, orang masih jam 10 juga.. Sebenernya yang selalu bikin gw bokek tu ya dia, gw dikerjain mulu. Yang diajak taroan lah, yang sok lupa ga bawa dompet lah, pokoknya ada aja deyh tu anak akalnya bwat minta di traktir. Tapi walaupun begitu, she is my best friend n she’s always there 4 me everytime I needed someone to company me. N walaupun dia dah punya cewek, tapi dia selalu berusaha nyempetin bwat sesekali hang out sama gw (katanya dia kasian liat gw ga ada temen nge-date) padahal gw kan ga se-desperate itu, biar pun jomblo tapi gw asik2 aja tuwh. Yah, pokoknya yang jelas gw sayang sama Udin n dia juga sayang sama gw, we’ve been a best friend 4 this 1 month.

“Din, lo liat ga cewek yang disana itu? Itu loh yang cakep banget..” Tanya gw sambil mengarahkan pandangan ke meja di pojokan.

“oh, napa emangnya? Dia kan putra Romo, Mbak Ajeng atawa Ning Firda.” Jawab Udin enteng setelah memutar kepalanya beberapa derajad bwat ngeliat objek yang gw maksud.

“what!!! Beneran tuUh??? Kok gw ga tw k-lo Beliau punya Putri??.” Balas gw sambil shock banget + rada ada perasaan aneh gitu deyh. N karena tiba2 si Udin ngeliatin gw dengan pandangan “so what gitu loh?” ya akhirnya gw terusin penjelasan gw.

“Gw bareng sama Mbak Ajeng di sekolah malem”

“tapi ya Udin, belakangan kan gw perhatiin Mbak Ajeng niy. Kok kayknya asyik k-lo deket ma Mbak Ajeng. Gaul n Smart” jelas gw panjang n lebar.

“Ya elah Prep, ngapain juga lo repot2 nginpeksi Mbak Ajeng? Lo mau kena kasus disini?” jawab Udin jutek (dasarnya Udin emang suka jutek siy…)

“gw tuh bersimpati Din sama dia. N gw juga dah bertekat bwat berteman ma Mbak Ajeng” balas gw penuh semangat.

“Alah, elo ini… palingan Cuma mo ngecengin doski doank kan? Pake alas an sok mo temenan segala..” lagi2 si Udin nyebelin ini nngomongnya jutek (tapi berhubung gw dah tiga taon dibeginiin sama dia, jadi gw dah kebal deyh).

“Kok lo gitu siy? Gw beneran niy…gw tulus tau!! Habis gw suka keikutan ngerasa sejuk kalo liat ekspresi mukanya. I see the light of life in his eyes. Lagian gw dah punya banyak rencana bwat misi gw ini Din, n yang jelas lo harus dukung gw, ok??!!!”

“Preppy, Preppy… lo tuh ada2 aja ya?! Apaan tuh.. misi “temenan”? dasar kurang kerjaan… tapi kan emang lo gitu ya?? Suka ANEH n bikin kasus!!” ledek Udin sadis. Jelas aja gw langsung BT. Habis itu gw gaplok mukanya pake tissue bekas gw pake ngelap mulut. Bukannya nyemangatin gw, orang mo bertemen kok malah diledekin gitu…

----------^----------

“Mbak dah balik ya???”

”Oh, ya!!” jawaban singkat, jelas dan dingin ala si Mrs. Cold. Tapi setidaknya kesampaian juga, gw bisa nyapa Mbak Ajeng, hehe... habis dia orangnya tertutup banget sih, apalagi soal lelaki-lelaki. Tapi justru sikapnya yang kaya gitu bikin gw penasaran buat ngedeketin dia. Gw pengen tau apa siy sebenernya yang selama ini Mbak Ajeng sembunyiin dari tatapan mata itu. Yah, bukannya gw pengen ikut campur urusan orang, tapi gw ngerasa kayanya ada sesuatu hal yang selalu ngebuat hati gw berdebar lebih kencang (kayak lagunya Dewa aja...). Seperti ada sesuatu dalam dirinya yang bikin gw cukup penasaran (cie..gw sotoy banget siy).

”Na...na…na,

only u can reach me now

mmm….teach me how

Teach me how to dream

Em em em mmm…”

“Lo nyanyi apaan siy? Ga jelas gitu..”

“He???” gw so’ ga denger niy, padahal sengaja pengen narik perhatian aja, hehe..

”Lo pake handsfree? Pantes ga denger.”

”Iya, habis ga da ngajakin gw ngobrol siy..ya mending gw nyanyi aja kn??”

No answer. Dan dengan ini berakhirlah percakapan singkat dengan si Mrs. Cold. Padahal jarak kampus ke kost gw kan cukup jauh, yah cukup lah buat nyeritain film durasi 2 jam-an. Tapi berhubung Mrs. Cold ga suka ngomong dan ini adalah kebersamaan kami yang pertama, jadi gw pikir mending gw gawsah menjadi gw yang biasanya (kan biasanya gw paling ga tahan kalo harus berada dalam keheningan padahal sebenernya ada yang bisa diajak ngomong).

”Mbak udah makan siang belum??” gw dah berusaha semanis mungkin niy. Tapi ternyata.. Dia cuma tersenyum “simpul“ sekali dan langsung cabut seketika. Ihhhhh, BT ga siy???. Haduwh...tapi gw harus sabar bo, dan memang harus punya segudang sabar kalo pengen mensukseskan misi ini, hehe... Tapi btw, step no.1: completed

Demi buat mensukseskan misi yang bertema “bertemen ma Mrs. Cold“, gw nyampe bikin list “what to do” niy..

Step 1. Mulai mendekatkan diri : menyapa atawa diem plus menatap aja.

Step 2. ..........

----------^----------

Why?

Sebenernya gw sendiri juga ga ngerti kenapa gw pengen ngelakuin ini. Suka? Kayanya belum deyh.. gw cuma ngerasa berdebar tiap kali ngeliat ekspresi wajahnya. Sesuatu yang bisa bikin orang lain ngakak, tapi kenapa itu ga berlaku buat dia. Paling-paling dia cuma ketawa dikit. Seakan-akan dia tuh ngga membiarkan kebahagiaan menceriakan wajahnya. Tapi itu masih mending siy, yang paling bikin gw sedih kalo ketemu sama mukanya yang tanpa ekspresi. Yang gw liat cuma pandangan yang sama sekali ga bisa gw artiin.

Makanya itu gw pengen ngelakuin sesuatu, biar gw ma Mbak Ajeng bs kenal dikit lah.. (so’ banget niyeee). Tapi gw bingung, udah 1,5 bulan, gw ga tau apa-apa tentang dia (lagian kan selama ini gw jarang liat Mbak Ajeng), dan terus terang aja ya, selama ini siy gw ga peduli. Tapi beberapa minggu belakangan ini, secara ga sengaja gw merhatiin dia, dan ada sesuatu yang bikin gw terharu. So, buat nyuksesin misi gw ini, gw bener-bener harus mulai dari nol. Seakan-akan selama ini gw ma dia belom pernah kenal. “hei Mrs. Cold ..This is me, I’m here, I’m exist.“

----------^----------

“Hei, Mbak mw brangkat ya” hehe…basa-basi doank tuwh, ya daripada gada bahan omongan.

“Heh, lagi nungguin sapa siy?“ sampe-sampe gw mesti ngelambaiin tangan di depan muka dia niy. Habisan, disapa bukanya gmana gtu.. DASAR!!!!! Alih-alih ngejawab gw sepatah dua patah kata, he’s just keep in silent. Mmmmmmmmmmm.

“o…ga lagi nungguin siapa2 ya?” jujur ini pertanyaan retorik, yah...dari pada gw tengsin dikacangin…?! Sebenernya kesel juga tuwh, ngajak ngobrol tapi ga ditanggepin, gw dah pengen cabut aja rasanya.. tapi sehubungan dengan niat gw, jd ya gw betah2in deyh.. sabar…sabar.. God give me more patient, amin. Padahal gw dah berusaha ramah n cheer up bgt niy (ya walaupun deep inside gw misuh2) tapi masa dia ga da penghargaannya sdikitpun siy?!! Ini mah namanya bukan cool lagi, tapi dah keterlaluan, gatau etiket bergaul. Ughhhhh ..gedeg bgt gw, sumpah deyh….

“Oya, tau kan Mbak besok ada ahad pagi?” gw dah kluarin sgala daya upaya niy. Awas klo kali ini ga mau buka mulut jg (masa siy, dia punya masalah dengan bau mulut?). tapi malah tau-tau dia ngeliat ke gw dengan pandangan “sapa siy lo??“ sembari bergumam “hem?“ kan gw jadi bingung.

“em, Mbak pastinya ga mw ketinggalan acara ahad pagi khan?“gw tarik nafas bentar, antara kesel, tengsin, bt, aduh macem2 deyh..

“Ahad pagi khan masih 2 hari lagi, mang napa??.“ oh God, he’s speaking. Wow unbelievable. I made it, I made him say something, hahaha…. (ah, berlebihan tau?!!!!)

“iya, e…. o iya ya, hehe,ya ga napa2 seyh cm...” aduh, tengsin gw, masa bikin alesan aja ga bisa, jadi ketahuan deyh begonya.

Yah, pokoknya gitu deyh, mpe beberapa menit sesudahnya tetep gw yang mbacot banyak, tapi dia mo nanggapin kok, walaupun dengan tanggapan yang minimalis sekali. Tp at least gw dah bisa duduk bersebelahan n ngobrol (satu arah siy, n bikin makan ati) yah, namanya juga PDKT, slowly but sure. CAeYOOOO!!!!!!!!!!!!! Padahal masih mo dsna, tapi udah jamnya sekolah niy, musti say gud bye deyh..

“Mbak udah jam setengah tujuh lho. Ga brangkat neyh??” n he says nothing then walk out gitu aja. Ughh, dasar ngeselin, tapi bodo amat lah, ngapain juga musti gw masukin ati???!

----------^----------

Got your Smile

Haduww, hari niy rebek bgt. Musti ngerjain bendi dulu sebelum bs ngobrol ma si Udin, mana kerjaannya banyak banget lagi (emang siy cuma ngelapin bendi, tapi pak Ot tuh klo ngasih kerjaan dah kaya ngasih Mid semester aja. Harus sebersih mungkin sampai bisa bwt ngaca. K-lo lom bener kinclong harus mulai dari awal lagi). Nyesel gw ngambil tugas dibagian perlengkapan, tugasnya seabrek-abrek. Aturan biarin aja kali ya dapet marah, daripada diulang malah bikin stress??? Tapi ada bagusnya jg siy, kan s sama si Mr.cold. kabarnya siy, do’i dapet nilai jelek gara2 ga bikin tugas, padahal setau gw do’i tuwh jago soal itung2an loh..

Dan di saat gw lagi suntuk2nya ngebut belajar di jam2 terakhir (biasa, kan belajar sistem sks, tapi smalem ktiduran, hehe..) tak dinyana tak diduga, tara… do’i muncul di hadapan, upsss…

“nanti klo kuisnya dah mo mulai, kasih tau gw!!!gw ada urusan di lt.2.” halloooo, u’re asking me, so please say a better begging. Percaya ga percaya ya, that’s the worst begging statement ever been said to me. Kata2nya datar, ga berperasaan, ga da kata2 permohonannya, plis kek, tolong kek,... ughhh... DASAR!!! Tapi secepat kilat gw langsung menyingkirkan segala kekeselan gw itu. Think fast, klo ga sekarang, kapan lagi??

”gw Miss Call aja deyh, sini kasih gw no lo!” gw berusaha sebiasa mungkin ngomongnya sambil nunjukin wajah tanpa dosa gtu.. Soalnya gw tau dia bakal heran n mikir berkali2 dulu sebelum ngasih gw no.nya. setau gw, dia tuwh paling males di smsin sama orang2 yang ga penting urusannya (huhu...brarti gw ga penting donk??). Sekampus ini paling cuma temen2 deketnya doank yang keep contack with him. N gw bener2 ga nyangka ternyata dia mau kasih no.Hpnya. Hwaaaa... good sign niy.. dalam hati gw bersorak ”YES, step no 2 was DONE”

----------^----------

List: What to do 4 de mission

Step 1. minta dianter pulang

Step 2. minta nomor HP => hrs langsung dari dia

Step 3. smsin donk!!! => eitt, remember!!! Slowly!!

----------^----------

Siang ini cuaca ga begitu cerah, agak mendung tapi ga terlalu gelap. Tapi justru suasana yang kaya gitu yang bikin gw sendu n mood gw kayanya lagi terpengaruh suasana. Walaupun saat ini gw lagi near by him, tapi rasanya gw ga girang seperti yang kadang suka gw khayalin. Saat ini gw lagi kehilangan semangat bwat misi gw, itu loh yang about “set him free n make him being happy”.

Entah apa yang terjadi sama gw, tapi belakangan ini gw ngerasa laen dari gw yang biasanya. Ada sesuatu yang gw ga ngerti lagi mengganggu perasaan gw. Gw juga lagi males banget sama urusan cowok yang notabene ada beberapa spesies yang lagi gethol ngedeketin gw (gat au apa ya mood gw lag super duper jelek??!). sesuatu itu walaupun ga ngeganggu gw, tapi bikin gw ngerasa aneh. Soalnya gw belum nemu titik terang “sebenernya gw knapa?”. Alhasil, gw jadi sedikit weird n ga tenang.

Setelah beberapa hari berlalu dan gw lewatin dalam kesendirian gw (yah..walaupun sendiri itu menyedihkan) gw jadi lebih tenang. Walaupun tiap detik yang ada di pikiran gw cuma tentang kuliah gw; “gmana niy gw belum start bwat TA, ga sesuai target gw. Padahal temen2 seangkatan gw dah pada make a move gitu…” mau ga mau pikiran itu ngebebanin gw. Tapi akhirnya gw sadar, dengan ber-desperate2 gini justru bakal bikin gw tambah mumet, jadi mendingan gw go on aja. Walaupun belum bias start TA tapi at least gw ngerjain apa yang ada sekarang dengan sebaik-baiknya n mulai bersemangat lagi. Caeyoo!!! And finally, I’m much happier now. Dan dengan kembalinya semangat hidup gw, hati gw jadi lapang n bias memandang Mr. Cold dengan lebih indah (ciee…so romantis bo…).

Siang itu, gw habis kuliah Konservasi Laut bareng anak2 semester 5. seperti biasa kuliah yang membosankan (kapan siy kuliah ga bosenin?? Dasar mahasiswa!) rasanya seneng banget akhirnya perkuliahan selesai. N tanpa nunggu lama-lama gw langsung cabut, lagian pasti si Mila dah nungguin di kantin (ceritanya tadi dah janjian mo ketemu di kantin).

Pas gw lagi jalan mo ke kantin, dari jauh gw liat si Mr. Cold lagi on de way kea rah gw (aduh, jadi deg degan niy…). Gw sapa ga ya???? Aduh doi semakin dekat n gw belum mutusin bakal nyapa pa ga. Sapa ga ya??? Nti kalo gw di kacangin gimana??? Kan tengsin.. ah, bodo deyh..

Damn!! How stupid I am. Dah tau bakal dicuekin, masih aja gw nekat nyapa. Yawdah deyh, alhasil gw didiemin. Dia Cuma sedikit mengangkat kepala and stare at me but didn’t express anything at all. Yah, tapi gw ga BT2 amat kok, kan gw dah tau tabiat dia yang kaya gitu…menyebalkan!. Dan tentu aja, cerita ini gw sampein ke Mila, bukannya belain kekeselan gw dia malah ketawa ketiwi n nyukurin gw!! Dasar Mila!! Sama nyebelinnya…

“yaelah Din, tadi dia nongkrong disini. Lo siy ga dateng2, keburu pergi deyh tu orang” seloroh Mila tambah bikin gw kesel.

----------^----------

I cant take my eyes out of you

Siang itu gw liat dia di kelas fis-das. Anak-anak lain duduk di barisan depan gw n ngalangin pandangan gw dari doi. Wah, kayanya perjuangan dah ga wajar niy. Kan tujuan utama dari misi gw ini Cuma pengen nolongin dia ngelepas ekspresi so he can be much happier, tapi kok tiba2 gw jadi admire him gini ya?! Waduh, bias gawat niy, nanti penilaian bisa jadi subjektif donk. Ah, pokoknya gw harus ngeyakinin diri gw bwat ga menyimpan “rasa yang nggak2” sama dia. N kalo dah bisa, baru gw lanjutin lagi misis gw ini. Ayo SEMANGAT!!! Aduh, tapi gimana donk? Dia kan keren banget, trus pake kaca mata, jadi tambah lucu deyh. Gw terkinclong2 niy.. ughhh, NO! I shouldn’t be. Hikshiks…but I cant take my eyes out of him. Oh…SHIT!!!

Berhubung sekali lagi gw melewati kuliah yang membosankan. Gw jadi ngelamun ga jelas gitu deyh. N saat gw liat punggung si Mr. Cold yang keliatan sendu (emang punggung bisa keliatan sendu ya??) gw jadi terispirasi buat nulis puisi deyh.dan akhirnya, bukannya dengerin pak Ali yang lagi nerangin Hk. Archimides, gw malah sibuk melayang laying menyusun kata.

I like the way you do

Hi,

I’m here watching you from this space

Admire and adore your express

You don’t need to notice me

Don’t turn around n seeing me!

You don’t need to know

And you better don’t know

I’m pleased here

Staring at you from my side

Keep you not to go hide

And so,

I’ve felt I’m having you my dear

Already

----------^----------

New progress

Man…gw dah kehabisan ide niy. Gmana ya caranya supaya gw bisa make a conversation with him, padahal gw dah masang muka tembok tiap kali ketemu dia, gw dah berusaha mengeluarkan segala kemampuan and keberanian gw (ga segitunya deng..) tapi tetep aja ga ada progress, gw jadi putus asa niy. Piye jal??

Tapi beneran deyh, lama2 gw jadi ngerasa aneh. Gw ngerasa ini bukan lagi sekedar niat baek, but its look like a kind of obsession. Rasa2nya gw jadi terobsesi gitu sama dia, bisa gawat niy. Tapi emang gw ga bisa nyangkal, He’s a kind of a beautiful man, tipe idaman gw banget deyh.

Yah, akhirnya setelah menimbang ini dan itu, gw putusin bwat sms-in dia. Niy sms pertama gw sejak gw dapet nomornya beberapa minggu lalu (kan waktu itu gw cuma miss call doing)

“hei, niy no gw -klo lo blm tau-

btw, hr gn lo lg ngapain??

Klo blh gw ksh usul niy, mendingn prgi mkn bakso J

-Din-“

sms DELIVERED

gw sempet mikir palingan sms gw ga bakal dibales. Tapi selagi gw menikmati secangkir kopi panas di sore yang dingin itu (maaf ya gw suka berlebihan), tiba2 HP gw bunyi tut tut tut “one massage received” n ternyata dari doi man!!! Aduh gw jadi degdegan niy.

“oh. N thx”

HAH???? Gitu doank?? Yah, tapi ga papa lah. What am I expecting 4? This is enough 4 a start.

“hmm??!@# sebenernya gw yg lg pengen bakso

tp mls kluar, akhrnya bkn mie instant doank

emm,enak loh. U want some?”

He replays :

“Nope. Gw siy ckp dgn secangkir kopi n sebatang rokok”

I write :

“WOW, how harmful combination

Be ware boy!! J

He replays :

“ I C..”

I write :

“ok, bye n have a nice evening “

WOW, unbelievable. Gw pikir dia ga bakal nanggepin sms gw, tapi ternyata dia ga sedingin yang yang gw kira. Yah, baguslah, I’m one step closer to my objection, n he got my no anyway. Tapi bagaimana pun gw ga mau terlalu maksa, jd musti alon2 waton kelakon.

Malemnya gw pergi hang out sama Mila (mumpung pacarnya lagi sibuk) jadi dia bisa malem mingguan bareng gw. Ga mo kemana mana siy, paling cuma makan n sight seeing di mall (biasa lah ritual cewek). Trus gw ngajakin Mila mampir ke toko kaset.

“Nyari kaset apaan siy?” rengek Mila sewot, soalnya dial g kebelet pengen ke toilet.

“Iya bentar, gw lg nyari BIP niy. Ato lo ke toilet ndere aja deyh, gw tungguin disini” jawab gw sekenanya.

“Ya udah deyh, tp lo tungguin gw disini yak!” jawab Mila sambil ngacir ke toilet (kayanya tu anak dah kebelet banget deyh)

Sebenernya gw ga terlalu suka BIP siy, tapi kemaren gw sempet denger lagunya di radio (itu loh yang judulnya “Bintang di hatiku”), lagunya bagus n gw suka. N gataw kenapa, pas gw dengerin lagu itu gw jadi keinget sama Mr. cold. Gw ga ngerti sejauh mana perasaan gw sama dia. Yang gw tau ini semacam rasa simpati yang sangat mendalam dan rasa keharuan yang aneh.

Tadi pas gw crita ke Mila tentang sms gw sama doi, Mila ga terlalu nanggepin gitu…

“Gw pikir lo udah kelar berurusan sama misi aneh lo itu… lagian Cuma sms ky gitu aj kok lo sampe pleased banget gitu. Ati2 lo, nti malah jd terobsesi.” Komentar Mila enteng pas gw certain tentang sms gw tadi sore.

Tapi betul juga siy kata Mila, kan gw ndiri juga nyadar tentang perubahan perasaan gw sama doi. Aduh, tau ah !!

----------^----------

“Din absenin gw donk!” entah suara siapa itu.

Gini niy kalo dosen nyebelin. Absen dikasih belakangan, pas kuliah dah kelar. Katanya siy pas dia lagi berpidato biar ga ada yang ribut2 ngedarin absen. Dan alhasil, mengingat anak bangsa kita yang ga terlalu suka budaya mengantri, jadinya pada rebutan deyh tanda tangannya. Padahal kalo dipikir2, ngapain juga berebut gitu? toh kalo dah pada keluar kelas juga pada duduk2 dulu di depan. Gw kadang suka ga ngerti deyh sama jalan pikiran mereka. Tapi sekali ini gw juga ikut2an berebut deng, soalnya lg in a rush. Si Mila dah miss call2 mulu dari tadi, kayanya dia dah BT deyh gara2 kelamaan nungguin gw di kantin, habis kuliah gw ga kelar2 siy alias molor gitu… Rencananya siy habis ini, kita mo nonton Harry Potter, yah mumpung lg hari senen, nomat gitu loh!

“Mila honey, sorry ya membuatmu lama menunggu. Tau sendiri kan lo gimana tuh si pak Ndut klo lagi khutbah. Kynya ga ada matinya ngomongin gaya ini gaya itu. Ugh.., fisika emang bikin butek” gw dateng2 malah nyerocos ngeluh ga jelas gitu n ujung2nya Mila jadi makin BT deyh.

“Tenang Mil, gw traktir deyh. Lo mo makan apa? Dh mesen belum? Gw mo bakso niy, lo mau jg ga?” lanjut gw dengan ekspresi tanpa dosa.

“Wah, kemajuan niy, lo dah apal ya sama prosedur how to apologize to me?” Mila nyeletuk sok tau dengan muka aneh yang bikin BT, dasar Mila!

“Whatever lah, yang jelas gw lg happy niy… mau ga gw traktir?”

“Ya iya donk. Eh, tapi gerangan apa niy yang bikin lo se happy ini, sampe2 dengan suka rela mo traktir gw?” haha, si Mila penasaran tuwh.

“Hwa…penasaran ya lo???” gw malah masang muka tengil, soalnya gw paling demen tuh klo liat ekspresi Mila yang lagi penasaran gitu..

“not a big deal siy. Tadi pas gw kelar dari acara berebut absent, gw menangkap basah si Mr. cold lg staring at me. Ya jelas gw langsung GR donk! Dia gitu loh..” gw cerita sambil senyum2 ngebayangin betapa coolnya tatapan doi.

“Yaelah, gw kira apaan. Gitu doank? Masa bikin lo jd sehappy ini?” celetuk Mila jutek n ga menghargai kebahagiaan gw sama sekali.

“Kok lo gitu sih mil? Lo ga ngerti siy, bwat gw ini tuh kemajuan pesat, dia dah mau ngeliat gw and…. Pokoknya lebih dari itu deh mil, gw jadi degdegan niy.” Jawab gw sambil menerawang.

“yee... siapa tau dia tuh menganggap lo sebagai orang aneh yang coba mendekatinya. Makanya dia ngeliatin lo kaya gitu. Mendingan jangan GR deyh”

Bayang2 indah yang gw bayangin jd ilang denger komentar Mila yang sadis itu.

“Gw rasa niy Din ya, lo tuh dah mulai suka sama dia. Gimana siy lo, katanya Cuma pengen nolongin dia nyari kebahagiaan. Eee…. Ini malah, Bantu kagak, jatuh cinta iya. Ati2 lho Din, nti malah lo jd makan ati ndiri, lo kan tau dia orangnya kaya apa. Ya bukannya gimana2 siy, gw Cuma ga mau lo kecebur jurang gara2 lo berusaha ngelempar tali bwat nolongin orang lain yang hampir terperosok, trus jadinya malah lo ndiri yang jatuh.”

Gw tercengang cengang dengerin pidato Mila yang panjang lebar itu.

“Yaampun Mil, ternyata lo bisa ngomong kaya emak2 juga ya??” gw ledekin gitu, alhasil gw kena timpuk sendok deyh.

“Hahaha..” tawa Mila setengah hati.

“loh, ini kan hari senen, kok lo kuliah fis-das?”

“soalnya pa Ndut besok kamis mo ke Bogor, jadi kan ga bisa ngisi kuliah. Yawdah deyh akhirnya jadwalnya dimajuin. Padahal mah mending kosong aja ya? Hehe”

----------^----------

What’s going on lately

Karena Mila selalu ngeledekin gw supaya jangan GR. Gw jadi terdorong untuk mencari tau sebenernya apa pandangan Mr cold tentang gw (padahal kan sebenernya ga penting, bodo amat dia mo nganggep gw aneh juga ga papa), tapi gw penegn buktiin aja ke Mila. Yawdah deyh akhirnya gw jadi suka iseng smsin dia, suka tahu2 ngajak dia ngobrol dan ngelawak (kadang2 dia suka jadi ngeliatin gw dengan pandangan yang aneh). Dan ternyata dia menyambut baik keramahtamahan gw itu. Walaupun gw juga sering BT sendiri klo ngobrol sama dia (tau deyh, tu orang masih aja susah diajak bahagia).

Tapi belakangan, doi emang dah mulai terbuka sm gw. Setelah beberapa kali sms-an (yg mulai duluan siy gw pastinya...), suasana antara gw n dia jadi lebih enak n santai. Klo ketemu gw di kampus, dia dah mau nyapa n senyum. N kalo gw sapa dia di juga dah ga jutek2 amat kaya dulu. Tapi gw ga mau terlalu maksa dia bwat berubah (lagian kan gw bukan seseorang yang cukup berarti bwat dia). Gw ga mau dia mikir yang nggak2. untuk sementara ini, gw Cuma pengen dia ngerasa bahwa gw bisa jadi temen bwat dia n dia bisa ngerasa nyaman. Biasanya kita cuma ngobroloin hal yang ringan2 aja, misalnya tentang kuliah, tentang temen2nta dia, dan kadang2 gw juga suka curhat klo gw lagi kesel tentang tingkah Mila yang memang suka menyebalkan itu. Kekonyolan2 Mila itu sering bikin dia jadi ketawa geli. Dan akhirnya suatu ketika gw ngenalin Mila langsung ke dia (soalnya selama ini cuma kenal lewat cerita n cuma tau muka doank. Lagian Milanya juga males kenalan sama Mr cold. Tapi karena gw paksa2 mulu akhirnya dia mau juga gw kenalin).

Dan karena dia dah lebih ramah sama gw, jadi gw bisa lanjutin misi gw... Step no. 4 adalah : “meracuninya dengan film2 keren n lucu”. Dengan sedikit maksa, gw smsin dia, gw suruh dia nonton film ini-itu ; Love Actually,Lion King, Brother Bear, Bridget Jones, Harry Potter, Brave Heart, bahkan Pirates of Carribian. Pokoknya gw tawarin segala macam film deyh. N sesekali gw pinjemin langsung DVD kaset nya.

“Nih, tonton geh! Lumayan bagus loh bwat tontonan kalo lagi suntuk”

Trus gw kadang2 juga nanyain gmana komentar tentang film yang baru dia tonton. Yah, lumayan lah bwat bahan obrolan.

“gmana, seru kan filmnya? Kerennya animasi 3Dnya?” gw nanyain soal film Final Fantasi yang baru ditontonnya.

“yah lumayan” dan jawabannya hanya sesingkat itu. Sama aja kaya Mila, klo dimintain komentar pasti cuma bilang ‘yah lumayan’. Dasar ga profesional (apa hubungannya ya?)

“kok gitu doank komentarnya? Lo tu kaya Mila deyh. Gataw esensi sebuah karya, huh” gw jadi sewot sendiri

“masa Mila juga gitu? Gw pikir dia orangnya sewotan n suka banyak komentar?”

“sewotan sih iya, nyebelin juga iya. Pokoknya lo banget deyh.”

“haha...” dan dia ketawa

Tentu aja gw ceritain progress ini sama Mila n untuk kesekian kalinya dia ngingetin gw supaya ati2 (kayanya gw ga lihat ada bahaya deyh..). gw menikmati hubungan simpel gw dengan Mr. Cold ini, gw juga seneng karena dia dah mulai bisa sedikit ramah sama gw. Gw juga jadi tau klo dia demen banget sama sepak bola n dia juga jago loh maennya.

Gw pernah liat dia maen sekali pas lagi ada acara Dies Natalis di Universitas. Soalnya klo lagi Anniversary, UNDIP suka ngadain sport championship gitu. Tapi tergantung tema Dies Natalisnya juga deng. Klo temanya lagi soal bahari ya olah raga yang dilombain biasanya renang, triathlon, fin swimming, polo air yah pokoknya yang di air2 gitu deyh. Trus klo temanya soal pembangunan di darat, selain ngadain seminar nasional biasanya juga ada Soccer cup, atau Badminton Cup, dan olah raga2 laen yang wajib diikuti seluruh fakultas disamping juga nerima peserta-peserta dari luar. Waktu itu dia ikut maen bareng anak2 laen ngewakilin Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Ternyata dia klo lg maen bola keren banget...n itu adalah satu2nya moment dimana gw bisa liat matanya bersinar. Seakan2 semua gairahnya bisa show up. Semangat n rasa bahagia juga terpancar dari cara dia lari. N kayanya dia menikmati banget maen bola di lapangan.

Rasanya gw ga percaya dia bisa punya ekspresi seperti itu. Ekspresi yang kaya gitu itu yang selalu pengen gw liat dari dia, yang pengen gw idupin di auranya. Ternyata sebenernya dia bisa saja bahagia, Cuma menurut gw, dia sendiri yg ga mau, dia terlalu takut bwat lepas dari bayang2 masa lalunya. Gw jadi sedih klo liat dia kembali ke tabiatnya semula, dingin n sendu. Bahkan dilihat dari belakang aja gw bisa ngerasa klo punggungnya juga terlihat sendu.

Dia tuwh bukan orang yang suka neko2 pake aksesoris ini itu. Setau gw selama ini dia Cuma pake sebuah gelang tali dari rotan yang unik di tangan kanannya. Warnanya coklat n walaupun dah buluk, tapi dipake terus. Kata temennya itu dulu hadiah terakhir dari mantan ceweknya n dia sayang banget sama gelang itu.

Gw jadi penasaran, mantan ceweknya itu kaya apa siy? Sampe2 si Mr. Cold bisa cinta mati gitu... Menurut temen2nya siy, foto cewek itu masih ada di dompetnya, mukanya lumayan cantik dgn rambut panjang n lurus. Kabarnya, cewek itu adalah first love nya Mr. Cold n mereka dah jadian sejak awal kelas 3 SMU. Tapi akhirnya cewek itu ninggalin doi saat doi lagi cinta2nya sama tuwh cewek. Lagipula doi kan tipe cowok yang setia sampai akhir (masa siy ada cowok yang kaya gitu? Mau satu donk!!! Hehe...)

Gw miris loh, tau doi disakitin kaya gitu. Rasa rasanya pengen gw buang aja tuh gelang (itu loh kaya yang di film My Sassy Girl). Tapi selama ini Mr cold kayanya gataw deyh klo gw tau soal mantannya itu, soalnya doi ga pernah mbahas itu sama gw.

Menurut gw sebenernya cewek itu emang ga pantes bwat doi. Bayangin aja, masa Cuma gara2 harus pisah kota, mereka harus putus. Kata ceweknya, dia ga bisa klo ga ada Mr. Cold di sampingnya. “Klo aku lg butuh kamu kamu ga ada disampingku, klo aku lg mo kesini kesitu, kamu ga bisa nganterin, aku butuh cowok yang bisa aku andelin kapan aja, yang selalu ada di sampingku. Aku ga bisa kalo harus jarak jauh.”. manja banget ga siy?? Tapi pasti ada sesuatu yang indah pada cewek itu, sampe2 si Mr. Cold ga bisa ngelepasin dia sampe sekarang. Padahal kabarnya mantannya itu dah punya pacar lagi n dah memulai kehidupan bahagia yang baru. How ironic? Sementara dia dah bahagia disana bersama cowok barunya, disini Mr. Cold malah menutup hati demi cinta gilanya.

----------^----------

Batal niy nge-datenya

“Halo Mil, tolongin gw ya?!”

“apa?”

“Gw kan ada janji niy mo jalan sama Mr cold, tapi barusan ade gw telfon, ktnya nyokap gw sakit jd gw harus balik ke solo sekarang” jelas gw panjang lebar di gagang telfon.

“So?” tanggap Mila dari sebrang telfon sana

“ya maksud gw, lo gantiin gw bwat jalan sama Mr. Cold. Kan gw harus balik, jadi gw ga bisa” jelas gw lebih lanjut.

“what???! Ogah ah. Males banget jalan sama orang kaya dia.” Jawabnya pedas.

“ayolah Mil, please!!” tapi gw tetep keukeuh niy. Pokoknya nada suaranya dah memelas banget deyh, kaya klo lg minta tolong bwat dijokiin ujian (hehe... bohong deng. Gw kan belum pernah ujian dijokiin.)

“knapa ga lo cancel aja siy?” tapi kayanya Mila masih belum luluh juga niy.

“Ya ampun Mil, niy aja gw dah bersusah payah bwat bujuk dia supaya mau diajak jalan, masak gw cancel begitu aja?! Ayolah Mil, demi misi gw niy... kan lo dah janji bakal bantuin gw.”

“siapa juga yang pernah janji gitu?!” tukas Mila jutek. Tapi iya juga siy, dia kan ga pernah bilang klo bakal nolongin gw soal misi gw ini. Soalnya dia menganggap misi ini sebagai hal aneh yang ga penting. Gw siy masa bodo, yang jelas kali ini dia harus jokiin gw bwat ngedate sama Mr cold. Klo kali ni ga jadi, gw gataw deyh ap besok2 gw masih bisa bujuk dia bwat jalan. Masalahnya dia tu sebenernya paling males bwat hang out ga jelas gitu... apalagi sama cewek.

“pokoknya lo harus gantiin gw bwat nemenin Mr cold. Ini termasuk the next step dalam misi gw, jadi harus sukses. Trus ntar bilangn ke dia klo gw ga bisa dateng soalnya gw harus balik, ya??!!” I’m still insist niy.

“tapi..”

“yawdah deyh, thanks ya Mil. I love you.” Setelah itu gw langsung tutup telfonnya. Bodo amat, walaupun sedikit memaksa, yang penting si Mr cold tetep bisa jalan2. n gw percaya kok sama Mila, he’ll get a gud time. Palingan entar gw dikompain sama dua orang itu, tapi itu urusan nanti lah.

Btw, gw khawatir niy. Nyokap gw sakit apaan ya?. Emang siy dia tuh suka sakit-sakitan, tapi ga biasanya sampe gw ditelfon suruh pulang. I hope she’s just fine lah...

----------^----------

Hari senen pagi gw dah nyampe Semarang lagi. Mampir ke kost bentar, habis itu langsung ke kampus (soalnya dah disms sama Mila bwat ketemuan di kampus). Gw tau pasti Mila bakal marah-marah n ujung2nya minta ditraktir (gw jadi males ketemu dia. Tapi berhubung gw penasaran sama crita ngedatenya, jd gw dateng deyh ke kampus n gw langsung ke kantin, soalnya gw tau pasti Mila nungguin gw disana. (kan di kampus ga ada tempat lain yang lebih menarik daripada kantin kita tercinta. Tempet makan, tempet nongkrong dan tentu saja tempet ngeceng gitu loh!).

“halo honey, H R U?” sapa gw enteng.

“halo, halo, gw BT niy sama lo” wah, kayanya marah besar niy. Soalnya dia langsung pasang muka manyun gitu n langsung meletakkan buku Sydney Seldon yang tadi dibacanya.

“iya gw tau.” Tanggap gw dengan muka watados alias wajah tanpa dosa dan dia tetap tak bergeming dari muka manyunnya. Jadi ya langsung aja gw tanyain gmana malam mingguannya bareng Mr cold.

“asal lo tau ya, gara2 menuhin permohonan lo itu, gw sampe harus batalin janji sama cowok gw cuma demi jalan sama si orang freak itu, huh!!!?!@#” jawab Mila meledak-ledak.

“oh, jadi sebenernya lo udah ada janji?? Gw pikir cowok lo masih di luar kota bwat penelitian. Ya maaf, kan gw gataw.” Gw menaggapinya dengan enteng (gw jahat ya?!”)

“pokoknya lo harus traktir gw. Di Pizza Hut yak?!” udah mulai niy nodongnya.

“lha...kok milih?! Di Pizza Hut lg?!”

“iya donk. Kan gw dah berkorban besar.”

“yawdah deyh, di Pizza Hut. Nti sore yak?! Eh, tp btw kalian jalan kemana aja?” gw masih tetep penasaran niy.

“hehehe. Pokoknya nyesel deh lo ga jadi jalan sama dia” godanya. Kayanya Btnya dah ilang niy. N sebagai gantinya kebiasaan godain gw kambuh deyh.

“lho kok gitu? Kata lo dia orangnya freak, masa u have a gud time with him?” gw jadi makin penasaran (padahal gw juga tau, paling ga segitunya. Mila aja tu yang melebih-lebihkan).

“emang siy dia itu orang yang aneh, tapi asik juga bwat temen jalan. Sekalian bwat ganti suasana, bosen jalan sama pacar mulu!” guraunya tengil n bikin kesel.

“yee... dasar lo!” timpal gw

“tapi ya Din, dia ketawa2 aja tuh sama gw n ga kelihatan sedingin kaya di kampus” lanjutnya

“wah, brati misi gw dah hampir sukses donk?!” gw jadi bersemangat niy. Seneng juga denger dia bisa ketawa n ga cold lagi. Dengernya dari Mila lagi, si Miss Jutek.

“trus kalian kemana aja?” lanjut gw tambah penasaran.

“nonton di 21 Citra land, makan di McD, Liat pameran komputer di Java trus mampir bentar deyh ke arena Bowling, dia lumayan jago lho” jelasnya

“yah, kan gw juga mau tuh ke arena bowling. Pasti lucu liat dia maen bowling.” Gw jadi nyesel batal ngedatesama dia, hikshikshiks.

“haha, kan udah gw bilang lo pasti nyesel, weeeek” goda Mila sambil iseng menjulurkan lidahnya.

“tapi gw tetep ditraktir Pizza kan?” lanjutnya dengan muka ngeledek. Ughh, dasar Mila!!! Sekarang gw deyh yang manyun.

“Oya Din, nyokap lo gimana kabarnya? Sakit apaan?” tanyaanya kemudian

“nggak papa. Hari kamis yang lalu, dia ditabrak motor. Trus ada sedikit luka dalam gitu deyh... tapi dah diperiksain n kata dokter ga parah, cuma butuh istirahat aja. Trus hari sabtunya bokap gw harus ke luar kota, jadi gw disuruh pulang deyh bwat jagain nyokap.” Jelas gw panjang lebar.

“oh. Jadi bokap lo dah pulang lagi niy?”

“belum siy, cuman ada tante gw dateng, jd gw bisa balik ke semarang deyh. Lagian gw mesti nyiapin draft proposal penelitian gw, besok mo gw majuin ke pak Ario.” Lanjut gw. Dan beberapa menit kemudian kita berdua cabut dari kantin. Mila siy katanya ada kuliah. Sedangkan gw pergi ke warnet trus balik ke kostan. N kita janjian ntar sore bakal ke Pizza Hut di Simpang 5 trus rencananya sekalian mo mampir ke Gramedia.

----------^----------

The end of story

Gw ga nyangka klo semua bakal jadi begini. Gw tahu siy klo ada kemungkinan gw bakal suka sama doi, tapi bukan dengan ending yang kaya begini. Beberapa hari ini gw dah berusaha mati-matian bwat ngatur perasaan gw yang jadi kacau balau ini, no phone, no message, and no one around me. Its just the way I am. Ya gini niy gw klo lagi ga enak hati, drown my self in my loneliness. Tapi kenyataan yang gw tahu sore itu, masih ga bisa gw lupain n terus aja bikin gw bt, sedih, kecewa n merasa dihianati (ya... walaupun sebenernya ga gitu-gitu amat).

“gw tu ga ngerti deyh, knapa siy lo bela-belain terus-terusan kaya gini Cuma demi mantan lo itu ?” ga tau knapa, gw akhirnya keceplosan ngomong kasar gitu sama dia. Habis, gw bt. Tiap kali cerita tentang masa lalu, dia tiba-tiba jadi murung. Beberapa kali siy gw masih bisa ngertiin, tapi kan lama-lama gw kesel juga, capek nungguin waktunya dimana dia bisa mengenang masa lalu sambil tersenyum. Sampai akhirnya, siang itu waktu gw lg ngomongin soal mantan gw (trus gw sengaja nyelenting soal mantannya) tiba2 dia jadi diem dan BTin gitu. Dan dasarnya gw lagi PMS (kan cewek klo lg PMS jd gampang naek darah) akhirnya apa yang selama ini gw tahan supaya ga keluar, akhirnya meletus juga.

“lo tu ga tau apa2 tentang gw, jd stop pretending like you know me well!” kaya disamber gledeg rasanya, dibentak dengan nada ‘sol’ gitu. Padahal selama ini, walaupun dia itu orangnya jutek tapi ga pernah maen bentak sama gw. He staring through my eyes while he yell at me. Terang aja gw langsung celos digituin, n sampe-sampe gw jadi speechless and don’t know what to say. Suasana jadi hening beberapa saat, sampai akhirnya dia berhenti melototin gw and say sorry.

“I see. This is my fault. Gw emang ga tau apa2 tentang lo. Sorry for what I’ve said” entahlah, tiba2 gw ngerasa emang gw ga tau apa2 tentang dia.

“gw pikir, setelah kedekatan kita akhir2 ini, gw dah bias mahamin lo. And I thing I have been melt your cold heart” gw ga berani natap matanya (masih takut gara2 dipelototin tadi)

“you do” kali ini, nada suaranya dah kembali jadi ‘re’. dank arena ngeliat raut muka gw yang sok bingung gitu, dia segera menambahkan :

“gw akuin, sejak ketemu lo gw emang jadi lebih terbuka n gw ngerasa gw jadi lebih lega. Thank’s anyway” then he smile n look so handsome. Lalu suasana jadi hening, sepertinya kita sama2 terlena dalam khayalan masing2.

“apa gw itu seseorang yang cukup berarti bwat lo?” akhirnya gw berani juga nanyain pertanyaan yang selama ini bikin gw penasaran. Yah, itung2 nyairin suasana. Tapi dia ga jawab apa2, Cuma samar2 nganggukin kepala.

“seberarti apa?” udah kepalang basah, sekalian aja gw pastiin. I really wanna know how much I meant for him.

“gw sendiri juga gatau. Tapi yang jelas lo dah jadi good friend bwat gw. And you make me realize that I should have moved from my past”

“Are you sure? I mean, are you sure you want to move from your past?” gw ga percaya klo misi gw ini bakal ada hasilnya. Ternyata dia dah mau move on.

“gw juga jadi sadar, bahwa ternyata gw bisa suka sama cewek lain. Thank you for opening my eyes” and he give me a smile, and it’s like the sweetest smile I have ever seen.

“hah??? Maksud lo, lo suka sama..” gw bener2 kaget denger dia ngomong gitu. Itu kan artinya dia lagi in love sama some one. And it could be me. Aduh, gw jd deg2n niy.

“gmana ya, gw ga biasa ngomongin masalah ginian sama orang laen” gatau knapa, pas ngomong gitu pipinya jadi merah (aduh lucunya…). Trus dia diem (kayanya enggan banget mo crita), tapi mungkin karena ngeliat muka gw yang super duper penasaran akhirnya dia mo ngomong juga.

“yah, berhubung belakangan ini kita dah bertemen baek, n lagipula you have a good relationship with her, I think its alright telling you this” then he takes some time to take a deep breath. Tapi feeling gw ga enak niy….

“Mila has affection to me. I fall for her” he said clearly.

Kali ini gw lebih shock dari yang tadi bentak gw. Gw gatau mesti ngomoing apa. Gw Cuma bisa kaget n pastinya muka gw jadi aneh banget. I still keep silent until he wakes me up and asking what happen to me.

“gw… gw bener2 ga nyangka lo suka sama Mila” gw berusaha sekuat tenaga bwat tetep tenang n supaya suara gw kedengeran biasa2 aja (padahal there’s full of emotion in my heart). Gw pengen cepet2 cabut dari situ, gw gamau ketahuan nangis di depan dia, tapi gw ga bisa nahan ini terlalu lama. Pasti muka gw dah merah banget niy (bukan gara2 malu loh…) but he doesn’t notice me, he’s blinded by his own and he keeps his smile on his face like he’ll never let it gone anymore. And after a minute, he takes something from his bag. Secarik kertas A4 yang dilipat dua.

“Din, gw minta tolong ya?!” He holds my hands and still don’t get me.

“sebenernya udah dari kemaren2 pengen gw kasihin, tapi belum sempat. Tolong kasihin ini ke mila ya?! dia ngasihin kertas itu ke gw n spontan langsung gw buka n gw baca.

Dear my sincerely Mila

I adore you just like this song

-Bintang di hatiku-

Aku slalu bernyanyi

lagu yang kau ciptakan kau nyanyikan

dan aku slalu ikuti

semua cerita tentangmu hari2mu

kau jadi inspirasiku

smangat hidup dikala aku sedih dikala aku senang

saat sendiri dan kesepian

kau bintang di hatiku

apapun yang kau lakukan

baik dan buruk bagiku tetap indah

tak satu pun alas an

untuk melupakanmu meninggalkanmu

aku slalu berdiri menunggumu

dikala engkau terbang dikala engkau jatuh

sampai mati ku kan setia

aku slalu berdiri di blakangmu

dikala kau dipuja dikala kau dihina

sampai mati ku kan membela

kau tetap bintangku

kaulah super starku

-BIP-

Me

Akhirnya gw ga mampu lagi nahan air mata gw. Rasanya nyesek banget, sampe2 pala gw jadi pusing gara2 nahan gejolak emosi. Dan kali ini gw dah ga peduli apa2 lagi, bodo amat mo dia mikir gw apa, I don’t care anymore, I just wanna cry.

“Nih, lo kasihin sendiri aja, gw gamau jd comblang lo” gw balikin kertas itu, sambil berlinangan air mata (ga sampe berlinang siy, Cuma setetes dua tetes kok.

“gw cabut dulu yak?!” meskipun sedih n kecewa, gw masih tau sopan santun donk. Klo mo pergi kan tetep harus pamit2 dulu (ya kan?). habis itu gw langsung balik kanan n ambil langkah seribu. Gw tau itu pasti aneh banget n dia pasti bingung.

“Din, lo kenapa?” setelah kira2 gw berada di radius 6 m, dia baru tersadar dari kebingungnnya n shouting. Gw berhenti bentar n mandang dia sejenak.

“Mila dah punya cowok” setelah ngomong gitu, gw langsung kabur n ga nengok2 lagi. I don’t care what he think about me n what will happen to him, I don’t have a time to think about it right now. Gw juga ga peduli lagi tentang misi yang udah gw jalanin selama ini. Gw rasa siy misinya gagal total. Malah sekarang gw bikin dia patah hati lagi dengan mengatakan bahwa Mila dah punya pacar dengan cara yang begitu dramatis. Ah gataw deyh…

----------^----------

“look at you Din, how terrible you are?” Mila langsung bercecetcowet begitu liat muka gw yang kucel. Tapi sekali ini gw lg males ngeladenin dia, jadi ya gw diemin aja.

“lo tu sebenernya kenapa siy? Semingguan ngilang, di datengin ke kostan ga pernah ada, di kampus ga pernah muncul, ga bisa dihubungin lagi.. mau sok misterius ya?!” ngeliat gw yang ga bergeming juga, Mila jadi kesel ndiri.

“ato, lo sngaja ngindarin gw?” di tanyain gitu gw Cuma geleng2 pala doank (padahal emang gw lagi ga pengen ketemu dia)

“trus knapa donk?! Ga biasanya lo ga crita ke gw?” Mila masih ga nyerah juga bwat mengintrogasi gw. Pdhl bukannya gw ga mau crita, tp gw gatau mesti gimana ngomongnya. Lagian, gw juga gatau Mr Cold jadi nyampein perasaannya sama Mila apa nggak. Jadi ya mending gw keukeuh aja keep silent.

“ya ampun Din, gw penasaran niy… say something plis?!” dia diam sejenak seakan2 menyadari sesuatu.

“hah…. Gw tau, pasti masalah Mr cold ya? Iya kan?! Ayo ngaku?!!!” dan sekali lagi gw still don’t say anything. Tapi mungkin dari air muka gw, keliatan klo tebakan Mila itu bener.

“udah gw duga niy bakal begini. Dari dulu kan lo selalu gitu. Iseng2 deketin orang, ujung2nya lo jd suka beneran, trus lo jd patah hati n jadi kaya sekarang ini niy… berdesperate2 ria. Apal gw gaya lo. Tapi biasanya lo langsung cerita ke gw, kok sekarang tahan bwat ngumpet semingguan?”

klo Mila ngomong gitu, berarti Mr cold blm ngomong apa2 sm dia. Tapi gw tetep ga mau ngasih tau perihal itu. Padahal selama seminggu ini akhirnya gw dah bisa ngelupain kekecewaan gw, tp liat Mila gw jadi sedih lagi.

“lah, malah mewek niy anak.”

“mil….hikshiks” akhirnya gw nangis aja. Habis itu gw pelukin Mila. Untuk sesaat gw sadar, klo sayang gw sama Mila lebih besar dari suka gw sama Mr cold. Jadi walaupun Mr cold dah ngecewain gw, tapi gw ga ngerasa benci or ngiri sama Mila. Gw masih tetep nyaman bwat berbagi sama dia. Walaupun Cuma sekedar jadi tempet gw nangis2an, tapi itu dah cukup bikin gw lega.

“Mil, gw sayang sm lo” setulus hati gw ngaku klo gw sayang banget sama sahabat gw yang satu ini.

“iya gw tau. Udah ah nangis2annya. Mendingan kita keluar, cari makan gitu… pasti lo semingguan ini ga pernah keluar kostan kan?” tebaknya lagi. Dan setelah itu kita pergi makan n mampir ke kostan Mila bentar, trus gw balik lagi ke kostan setelah berjanji sama Mila bwat ga berdesperate2 lagi.

----------^----------

“hei, lagi ngapain?” sapa gw enteng. Hari itu hari selasa. Gw pergi ke kampus soalnya ada janji mo ketemu Pa Ario, bwat ngomongin soal proposal penelitian gw. Ga nyangka niy, akhirnya gw bisa ngelihat wujud nyata rencana penelitian gw, padahal beberapa bulan yang lalu, gw kan sempet merasa so lost and didn’t know what to do.

Ketika gw menginjakkan kaki di lantai 2 dan berjalan menuju ruang dosen, tiba2 mata gw terpaku pada sesosok pria (aduh, bahasanya aneh banget siy...) He’s looks so cold and so calm just like the way he was. And he is Mr cold (pembaca pasti dah pada tau ya?hehe...) dalam hati gw menerka2, jangan2 dia kembali ke Mr cold yang dulu gara2 patah hati sama Mila. Aduh, gmana donk?!! Masa usaha gw selama ini sia2 dan itu semua karena salah gw sendiri. Tapi daripada gw wondering ga jelas gitu, akhirnya gw samperin aja tu orang. Lagian gw dah ga kesel kok sama dia. Waktu seminggu dah cukub bwat gw untuk bisa berfikir dewasa (ya walaupun gw belum ilfeel juga siy...).

Pas suara gw ketangkep sama telinganya, dia segera memutar kepalanya and try to look for the voice and he catches me. Tapi dia ga nyahut apa2. just stare and keep quit. Kemudian dengan sedikit takut dan ragu, gw duduk di sebelahnya yang kebelutan ada bangku kosong.

“lg nungguin siapa? Gw mo ketemu pak Ario niy, dia dah dateng belum ya?” lanjut gw sebiasa mungkin. Gw cuma pengen mencairkan suasana. Tapi dia cuma diem aja n nyuekin gw. Kan gw jadi BT, kok dia gitu siy?!!!

“lo kenapa siy? Marah sama gw?” tanya gw sewot. Dan karena dia tetep ga mau ngomong akhirnya gw angkat bicara lagi.

“iya gw tau gw salah. Kemaren itu gw pasti bikin lo bingung, gw minta maaf deyh. Cuma gara2 itu, bukan berarti kita ga temenan lagi kan? Waktu itu gw cuma, cuma kaget aja, maaf deyh klo reaksi gw berlebihan.”

Lalu tiba2 dia angkat bicara dan menatap gw dengan tajam

“Seminggu ini lo kemana aja? Gw smsin ga bisa, di kampus ga kelihatan. Padahal kan gw pengen denger penjelasan lo soal kejadian kemaren, kok tiba2 lo jadi nangis gitu. Tau ga siy lo, gw tu bingung, gw khawatir.”

“waduh, keluar deyh marahnya.” Gw malah geli denger dia ngomel kaya gitu.

“sori deyh. Tapi kan i am here right now, so you can ask me anything” tanggap gw enteng sambil mengangkat bahu dan membuka tangan (bisa kebayang ga siy gaya gw?) setelah itu dia mengajukan banyak pertanyaan, ini itu (sejak kapan ya Mr cold jadi cerewet gini?) dan tentu aja gw jawab tapi tidak sejujur-jujurnya. Ada beberapa hal yang gw ga pengen dia tau, misalnya soal gw suka sama dia. Dan dari obrolan itu gw tau klom dia ga jadi bilang ‘suka’ sama Mila n lagu BIPnya pun ga jadi disampaiin ke Mila. Dia juga bilang bakal ngelupain Mila (katanya mumpung belom terlalu suka). Trus gw bilang ke dia, klo gw ga cerita soal itu sama Mila. Tapi yang jelas, kita berdua tetep temenan seperti sebelumnya dan seakan2 insiden itu tidak pernah terjadi (walaupun tantu aja gw ga bisa begitu saja beranganggapan seperti itu). Dan juga ternyata misi gw ga sia2. dia benar2 telah berubah. Dan yang perlu gw lakuin sekarang adalah menjaga relationship yang udah terbina antara gw dengan dia. That’s will be the last step in this mission

----------^----------

Ga kerasa semester ini dah mo berakhir. Seminggu lagi dah ujian. Berarti masa2 sekelas gw dengan Mr cold udah habis dan nggak mungkin bakal sekelas lagi. Soalnya awal semester depan (kira2 akhir April) dia dah mo ujian n kayanya bakal ikut wisuda bulan Juni. Lagi pula rencananya semester 8 gw ga akan ngambil kelas. KRS gw cuma bakal diisi Seminar dan Skripsi. Mana habis ujian ini gw KKN lg, jadi ya kayanya bakal jarang banget ketemu sama Mr cold atau bahkan ga bakal ketemu.

Yah memang setiap awal pasti ada akhirnya. Jadi kita ga perlu menyesali sebuah perpisahan, yang penting kita dah melewati kebersamaan tanpa penyesalan (wah, kok gw sok bijaksana gini ya?) Dan waktu gw selama satu semester bareng Mr cold adalah masa2 yang seru. Dan berdasarkan versi gw, misi gw udah berhasil. His cold heart was melt, walaupun gw jadi patah hati, tapi the point is I’d helped him found his smile. Mungkin dia memang seseorang yang gw mau, tapi ternyata dia bukan seseorang yang gw butuhin. Soalnya gw tau, Tuhan pasti memberikan apa yang kita butuhkan. Walaupun kadang kita ga menyadarinya karena kita terlalu terobsesi dengan sesuatu yang kita inginkan. If you dont get what you want, may be it isn’t what you need. Try to look around, God must have gave you what you really need (tu kan gw sok bijaksana lagi? Dari mana ya gw dapet kata2 kaya gitu?)

----------^----------

Sayonara Mr. Cold

“Din, ke Gramed yuk?!” tiba-tiba si Mila nyelonong masuk ke kamar gw.

“ntar aja deyh, gw lagi mo dengerin Proalma niy” jawab gw enteng sambil ngutak atik gelombang radio nyari 97.7 FM.

“yaelah, siang2 gini mo dengerin apaan siy?”

“ada deyh. Niy bentar lagi mulai” dan benar saja. Pas gw nemuin saluran gelombang Proalma 97.7 FM, acara yang gw maksud baru mulai.

“hallow Proalmania, HRU niy siang ini? Pokoknya, whereever U are n whatever U do, Nia tetap setia menemani kalian semua di siang yang panas ini. N of course, still on our segment “Cerita kamu” yang pasti selalu menyajikan cerita2 yang seru yang orisinil langsung dari narasumbernya. Jadi keep on the chennel n dont go any where. We’ll be right back.” Suara salah satu penyiar Proalma terdengar di radio. Dan setelah jeda iklan beberapa menit, she’s back to the air.

“ok guys, we’ll start the story by now. Tapi sebelum itu, kita kenalan dulu aja kali ya sama narasumbernya”

“halo, Diana?” suara penyiar di seberang telfon.

“iya betul, ini proalma ya?” sahut gw mastiin, soalnya gw dah tau bakal ditelfon sama proalma. Soalnya kemaren gw dah sms bwat daftar di segmen cerita kamu, n tadi orang proalma ngabarin klo cerita gw bakal on air. Jadi ya dari tadi gw dah mantengin telfon (padahal kan telfonnya kostan, hehe)

“kita lg on air niy di Cerita Kamu, bener kan lo mau sharing crita ke proalmania semuanya? Jadi gimana klo lo mengenalkan diri dulu?!” lanjut mbak penyiar.

“ok deyh. Nama gw Diana Sari tapi temen2 gw biasa manggil Din aja, gw mahasiswi Jurusan Ilmu Kelautan di UNDIP. Gw tinggal di daerah tembalang. Emm, apalagi ya? Oya, gw semester 8 n masih jomlo loh.. hehe”

“wah, semester 8 masih jomblo? Brarti sekarang lagi nyari2 donk?” goda mbak penyiar.

“ah enggak. Justru sekarang gw lagi males niy” jawab gw sekenanya

“lho kok gitu?” kok mbak penyiar jadi sok mengintrogasi gitu ya?!

“makanya niy mo gw critain. It’s all because of this story”

“cerita patah hati donk?! Kayanya bakal seru niy. Tapi kita break dulu ya?! So dont go any where guys, stay tune for the broken heart story” setelah itu iklan mengudara. Dan telfonnya terputus

Mila tercengang-cengang sedari tadi, tapi baru sekarang gw menyadarinya. Lalu gw memasang air muka yang seakan-akan bisa bertanya “what?”

“lo mo crita apaan?” tanyanya heran.

“hehe, dengerin aja deyh entar. Sabar donk?!!” jawab gw iseng n gw suka tuh lihat mukanya yang heran n penasaran gitu, sumpah deyh lucu banget. Dan setelah beberapa saat, telfon gw kembali berdering.

“Din, gimana klo sekarang lo mulai cerita?!” tanya mbak penyiar dari seberang telfon

“iya deyh. Tp gw bingung niy, mulainya dari mana ya?”

“emmmm, gmana klo mulai dari apa yang bakal lo critain. Misalnya tentang cowok, kerjaan ato apa gitu?” usulnya

“oh gitu?? Iya deyh.”

“ini cerita tentang seseorang yang gw julukin Mr cold” lanjut gw

“lho kok Mr cold? Nama sebenernya siapa?” potong si penyiar

“soalnya his heart so cold just like his name. Dan gw menganggap dia tuh sebagai seseorang yang tidak boleh disebut namanya. Jadi nama aslinya gawsah aja ya?!”

“waduh, kok kaya Voldemort aja?” goda mbak penyiar

“hehe...” gw ketawa, tapi cuma basa-basi siy (orang ga lucu, masa mo ketawa)

“trus, apa yang terjadi dengan si Mr cold itu?” tanyanya. Dan setelah itu, gw mulai bercerita tentang kisah gw, tentang misi aneh gw dan broken heart gw. Tapi tentu aja gw ga cerita bagian Mr cold suka sama Mila. Jadi yang bagian itu gw karang2 aja, seperti yang pernah gw ceritain ke Mila. Soalnya sampai saat ini, gw belum cerita hal itu ke Mila, may be some day but not now.

Dan setelah menyimak segmen Cerita Kamu ampe kelar, Mila langsung heboh ndiri.

“lo gila ya Din, cerita pribadi di sebar luasin” hardiknya

“emang napa? Siapa tau malah bisa jadi inspirasi bwat orang lain, iya kan?” jawab gw enteng

“tapi klo si Mr cold denger gimana coba? Trus klo dia nuntut lo karena pelecehan nama baek gimana?”

“hahaha.... ya ampun Mil, kok lo segitunya siy? Ya ngga mungkin lah dia nuntut gw, emangnya apaan?! Lagian niy ya, dia tu ga suka dengerin radio, trus juga kan gw tadi ga sebut namanya, jadi dia ga punya hak donk bwat nuntut gw. Udah gitu dia kan seminggu lagi wisuda. Jadi ya bodo amat mo dia bakal gimana2 sama gw. Hehe..” gw mencoba menerangkan pada Mila bahwa kekhawatirannya itu ga beralasan.

“dasar lo Din, orang aneh!” dan dia menanggapinya dengan jutek

“biarin. Aneh2 gini tapi gw tetep mau temenan sama lo yang galak itu, weee “ goda gw sambil ngelempar bantal ke mukanya. Kemudaian dia gantian ngelempar bantal itu ke muka gw. Yawdah deyh, malah jadi perang bantal (tapi ga kaya yang di film ‘Kualitet 2’ loh). Sampe akhirnya kita berdua capek ketawa ketiwi dan siap2 bwat jalan ke Gramed (kabarnya, hari ini HP yang Half Blood Prince dah terbit, tapi masih dalam bahasa Inggris).

THE END