Malam itu,
Kududuk ditemani kesepianku
Dibawah atap hitamnya langit malam
Dengan sejuta titik terang yang menempel pada batas pengelihatanku
Yang selalu membangkitkan semangatku dengan jutaan harapan didepanku
Tanpa pernah tahu dimana batas aku memandang.
Kumulai menyadari kesendirianku
Telah menyusun bata demi bata istana ketabahanku
Yang dengannya akan kututupi rasa dingin dan kesepianku
Dengan kemegahannya.
Ku tak pernah tahu
Seberapa lama istana ketabahanku dapat bertahan
Menghadapi dinginnya musim salju
Yang perlahan menghancurkan pondasi
Melukisi temboknya dengan untaian retakanHanya kepada-Nya ku mengharapkan kekuatan